Hardskill
merupakan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknis yang
berhubungan dengan bidang ilmunya. hardskill bisa dikatakan juga sebagai
kemampuan yang bersifat akademis atau yang berkaitan dengan pengembangan intelligence
quotient (IQ). Kemampuan hardskill ini biasa didapatkan disekolah yang
bertujuan untuk mengembangkan intelektual dari subyek yang dipelajari disekolah
dan dapat dilakukan pengukuran dengan cara pengetesan pada bidang yang dipelajari
nya,serta dapat diliat atau bersifat kasat mata.
Pendidikan di Indonesia lebih memberikan porsi
yang lebih besar untuk muatan hard skill, bahkan bisa dikatakan lebih
berorientasi pada pembelajaran hard skill saja.karena pengembangan dari
hardskill sangatlah diperlukan, seiring dengan berjalannya waktu terkadang apa
yang didapatkan dari pembelajaran sering kali terlupakan karena tidak adanya
latihan-latihan guna pengembangan hardskill tersebut.
Di dalam dunia kerja, khususnya pada proses
rekrutasi karyawan, kompetensi teknis dan akademis (hardskill) lebih mudah
diseleksi. Kompetensi ini dapat langsung dilihat pada daftar riwayat hidup,
pengalaman kerja, indeks prestasi dan ketrampilan yang dikuasai. Sedangkan
untuk soft skill biasanya dievaluasi oleh psikolog melalui psikotes dan wawancara
mendalam. Interpretasi hasil psikotes, meskipun tidak dijamin 100% benar namun
sangat membantu perusahaan dalam menempatkan ‘the right person in the right
place’.
Hal tersebut menunjukkan bahwa “Hardskill” lah yang merupakan faktor
penting dalam bekerja.
Akan tetapi Percuma saja jika hard skill oke,
tetapi soft skillnya buruk. Hal ini bisa dilihat pada iklan-iklan lowongan
kerja berbagai perusahaan yang juga mensyaratkan kemampuan soft skill, seperi
team work, kemampuan komunikasi, dan interpersonal relationship, dalam job
requirementnya. Saat rekrutasi karyawan, perusahaan cenderung memilih calon
yang memiliki kepribadian lebih baik meskipun hard skillnya lebih rendah.
Alasannya sederhana : memberikan pelatihan ketrampilan jauh lebih mudah
daripada pembentukan karakter. Bahkan kemudian muncul tren dalam strategi
rekrutasi „ Recruit for Attitude, Train for Skill“.
Maka dari itu hardskill yang
tinggi haruslah didukun dengan softskill yang tangguh agar dapat menciptakan
sumber daya manusia yang benar-benar unggul dan sukses dimasa depan nanti.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar