Jumat, 06 April 2012

Penalaran dalam suatu penulisan


            Kali ini penulis mendapat tugas menulis mengenai apa itu penalaran, metode penalran dan juga kesalahan-kesalahan dalam penalaran. setelah penulis menjelajah kesana-kemari di dunia maya, semua informasi yang di dapat itu sama semua @__@. Mungkin juga karena ini adalah suatu tugas yang harus di upload ke web ataupun blog masing-masing dan juga karena penulis yang telat dalam mengerjakan tugasnya :-P. akan tetapi untuk menghidari plagiatan alangkah baiknya penulis sedikit mengembangkan tugasnya menjadi “Penalaran yang dituangkan kedalam suatu penulisan.”

            Penalaran menurut Wikipedia adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

            Begitu juga dalam membuat suatu penulisan, penulisan yang baik dicirikan oleh penalaran yang baik. Penulisan itu diungkapkan dalam kalimat-kalimat yang tersusun yang biasa disebut paragraph. Oleh karena itu, peran penalaran dalam membentuk sebuah paragraph amatlah penting agar menghasilkan suatu penulisan yang baik. Didalam suatu penalaran terdapat 2 metode menalar yaitu metode menalar induktif (khusus ke umum) dan metode menalar deduktif (umum ke khusus). Sama halnya dalam paragraph, paragraph erat kaitannya dengan peletakan suatu pokok pikiran utama, apakah paragraph tersebut berawal dengan hal yang umum (induktif) atau berawal dari yan khusus (deduktif).

Contoh Penalaran yang di tuangkan kedalam suatu paragraph. 

1.      Paragraf induktif
Kalimat utama pada paragraph induktif ditempatkan pada akhir paragraph. Dengan demikian, struktur paragraph ini dimulai dengan beberapa kalimat penjelas terlebih dahulu, kemudian mencapai klimaks pada kalimat utamanya. Oleh karena itu, paragraph induktif merupakan paragraph yang penalarannya berawal pada yang khusus atau yag spesifik dan berakhir pada yang umum. Simpulan paragraph induktif selalu bersifat umum. Artinya pernyataan itu selalu meliputi sejumlah besar peristiwa yang khusus. Paragraph induktif sering diperkuat dengan contoh, perincian, penjelasan, pengkhususan ataupun ilustrasi, dan paragraph ini pun cocok sekali untuk mengemukakan suatu argumentasi.

Contoh :
·        DNA (Deoxyribonucleic Acid) disebut juga asam dioksiribonukleat, yaitu asam protein dalam darah yang mengandung informasi tentang sifat dan karakteristik genetis makhluk hidup yang khas dan disamai oleh makhluk lain. Informasi ini terangkum dalam kode genetis berupa ikatan kimiawi. Jadi, DNA dapat digunakan untuk memastikan siapa oran tua dari seorang anak.

Paragraf diatas diawali oleh kalimat-kalimat penjelas terlebih dahulu, yaitu penjelas pokok pikiran utama tentang DNA atau asam dioksiribonukleat. Keseluruhan kalimat penjelas ini disimpulkan oleh kalimat utama pada akhir paragraph. Simpulan ini juga ditandai oleh kata jadi. Kalimat utama paragraph diatas adalah “DNA dapat digunakan untuk memastikan siapa orang tua dari seorang anak”.

2.      Paragraph deduktif 
Paragraph deduktif dimulai dari pernyataan yang umum ke yang khusus. Paragraph deduktif menampilkan kalimat utama atau kalimat topic pada awal paragraph, kemudian kalimat utama itu di ikuti oleh kalimat-kalimat lain sebagai pengembangnya. Kalimat-kalimat ini berfungsi mengembangkan atau menjelaskan kalimat utama. Ini merupakan cara yang paling lazim diterapkan dalam karangmengarang karena posisi awal paling menarik perhatian pembaca.

Contoh :
·         Eceng gondok termaksud gulma atau tumbuhan pengganggu. Eceng gondok menyebar dengan cepat lewat angina dan arus bawah air, serta mampu mempercepat penguapan air tenang seperti danau. Perairan yang tumbuhi eceng gondok akan menjadi cepat dangkal, kotor dan lumpur melekat pada akar-akar tumbuhan tersebut akan menggangu lalulintas air.




Kalimat utama pada paragraph diatas terdapat pada awal paragraph, yaitu “Eceng gondok termaksud gulma atau tumbuhan pengganggu.” Kalimat utama terdsebut dikembangkan lagi oleh beberapa kalimat penjelas. Seluruh isi alimat penjelas itu tentu saja harus mendukung pokok pikiran utama.

Kesalahan penalaran dalam suatu penulisan.

Kesalahan penalaran dapat terjadi di dalam suatu penulisan karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan, penarikan suatu gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi. Sehingga sebuah penulisan yang tidak bernalar dapat memusingkan para pembacanya dalam memahami pokok pikiran yang di tuangkan kedalam karangan tersebut.  
Salah nalar ada dua macam:

1)      Salah nalar induktif, berupa :
·         kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas,
·         kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat,
·         kesalahan analogi.
2)      Kesalahan deduktif dapat disebabkan :
·         kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi,
·         kesalahan karena adanya term keempat,
·         kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi, dan
·         kesalahan karena adanya 2 premis negatif.

Contoh :
·         Setiap orang pasti mendabakan keluarga bahagia dan sejahtera. Dalam kehidupannya, orang tua harus menerapkan disiplin dalam keluarga. Di sinilah peran pendidikan awal dalam keluarga. Orang tua sebagai pola anutan. Di harapkan orang tua mampu menyiapkan anak yang ber akhlak. Anak sebagai generasi penerus, harus dapat bertanggung jawab dan sadar akan nilai dan norma dalam makna menghayati hak dan kewajiban hidupnya.



Paragraph di atas merupakan contoh paragraph yang kurang baik di dalam suatu penulisan, karena terdapat penalaran yang tidak runtut dan kalimat-kalimat yang tersusun tidaklah padu. Akibatnya, akan menciptakan generalisasi yang terlalu luas dan kesimpulan-kesimpulan yang terlalu luas juga yang menyebabkan pembaca kebingungan dalam memahami apa yang sebenarnya akan di kemukakan dalam paragraph. Oleh karena itu di perlukanlah penalaran yang di letakan diawal maupun di akhir paragraph sebagai pokok pikiran utama agar tidak terjadi kesalahan penalaran di dalam suatu penulisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar